Indonesia Tengah Diterpa Darurat Pendidikan

Minggu, 09 Desember 2012

DEPOK – Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Barat membuat banyak pihak merasa geram. Betapa tidak, soal UAS mata pelajaran Sejarah itu mempertayakan penyebab lengsernya presiden ke-5 Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur), dengan jawaban lantaran kasus korupsi.

Pertanyaan sekaligus jawaban yang dinilai melecehkan sekaligus menghina itu ditemukan oleh pimpinan Pondok Pesantren Al Karimiyah KH Damanhuri di Sawangan, Depok. UAS mata pelajaran tersebut digelar pada Rabu, 5 Desember lalu.

Peneliti Kajian Budaya dan Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, mengecam pembuat soal tersebut yang berasal dari Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (MK2MA) Provinsi Jawa Barat. Devie meminta media mengejar siapa pembuat soal tersebut secara detail, terkait adanya kesengajaan grand design untuk mendeskreditkan Gusdur untuk kepentingan politik.

“Kejar pembuat, apakah ada konspirasi politik, harus bertanggung kawab, harus diadili apa motifnya. Ini bukan persoalan sepele. Siapapun pejabatnya, suatu saat Anda bisa jadi objek di soal para siswa, siapapun presidennya harus kita hormati,” tukasnya kepada Okezone.

Devie menilai dengan ditemukannya soal itu, membuat pendidikan Indonesia saat ini dalam posisi darurat. Ia mempertanyakan pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab, ada apa menaruh soal tentang penyebab lengsernya Gusdur sebagai pilihan jawaban dari siswa.

“Ada apa taruh soal seperti itu? pasti nantinya lempar tanggung jawab. Ini menyangkut kurikulum.  Persoalannya adalah materi pendidikan seperti itu fungsinya apa? Pemerintah tak serius pikirkan masa depan anak-anak kita,” paparnya.

Pelajaran sejarah, kata Devie, saat ini hanya mendoktrin siswa untuk menghapal, padahal sejarah merupakan sebuah proses. Semestinya anak – anak Indonesia diajarkan bersikap kritis, sehingga soal ujian seperti itu pastinya akan berbeda-beda jawabannya tergantung interpretasi setiap siswa.

“Itu bisa menimpa pejabat politik di masa datang. Suram bangsa ini. Di luar negeri modelnya ada buku sejarah, baca, komentari, ceritakan ulang. Sejarah bisa dipotong-potong. Bangun imajinasi mereka, Pancasila saja lupa,” tegasnya.

Sumber: http://www.riaueditor.com/mobile/?open=content&id=2491

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Leave a comment